Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kontemplasi diri

Hakikat Jomblo

      "Gua aneh ya, ngaku jomblo ngenes padahal suka ganti-ganti gandengan." Tanya gua suatu malam ke Marvy.     Marvy sepertinya sudah jengah dengan permasalahan sepele ini, tapi sebagai sahabat yang baik dia masih berusaha menanggapi pertanyaan konyol itu dengan serius. "Lu inget film Malam Minggu Miko gak?" katanya yang langsung gua balas dengan anggukan. "Miko jomblo banget kan. Setiap minggu dia selalu punya cerita sama perempuan baru. Dia terus nyari perempuan yang tepat."     Marvy datar saja berbicara, sementara gua masih belum mengerti maksudnya.     "Jomblo ngenes gak selamanya tentang kesendirian status. Jomblo itu secara gak langsung juga kesepian diri yang bikin orang ngerasa terpaksa harus mencari-cari orang lain untuk mengisi kekosongan dan kesepian orang itu." jawabnya pamungkas. "Menurut gua lu selalu jadi jomblo ngenes sih."     [...]     sekian.

KEHILANGAN

Gambar
Sebagai jomblo sejati, gua udah sering banget merasakan kehilangan. Tapi, kenapa tiba-tiba gua bahas kehilangan gini ya? Hmm. Mungkin karena gua sedang merasakan kehilangan (lagi). *** "Lu ngape Lik, kusut bener?" tegur Ars sambil menepuk pundak gua. Gua yang lagi enak-enak melamun sampai kaget. *** Keesokan harinya gua lupa habis ngapain, duit sama hape gua ko hilang. Satu-satunya yang gua inget, gua lagi duduk terus tiba-tiba ditepuk dari belakang. Oh, iya waktu itu sama Ars. Oke, gua akan coba tanya dia. Saat selesai kuliah, gua kembali ketemu Ars. Gua langsung menegur dia, yang sedang asik baca buku. "Cuy, ngapain lu?" sapa gua. "Eh, baca buku aja, apa kabar Lik?" balas dia sembari angkat tangan mengajak tos. Gua pun merespon tangannya untuk tos, sambil menyatakan maksud gua. "Btw, kemarin elu inget ga..." *** Keesokan harinya gua lupa apa yang terjadi. Kali ini tugas UAS gua yang hilang. Gua beneran bingu

Surat Cinta

Gambar
Dari: Mbak Elsa Untuk: Mas Malik Dikirim oleh: Adek Ymir Ini bukan kado, jadi gak usah ge'er gue mau capek-capek ngadoin lu. Ini hadiah buat lu, karena udah bikin gue sayang padahal elu nyebelin bgt --dih, enggak ding, bohong. Gua baru pertama kali bikin, sih, jadi kalau aneh buang aja. Gak guna juga, sih. *** Tuh gue kasih bukunya, ini lebih keren dari yang di gramedia kok. kalau elu mau baca tulisannya merem dulu, dirasakan dengan sepenuh hati dan perasaan yang agak dalam, baru bisa kebaca. Atau lu inget gue dulu, baru nanti ceritanya ke baca. kalau tetap nggak kebaca berarti elu gak punya perasaan, itu aja sih. sebenernya entah kenapa, gue merasa semenjak elu marah sama gue, lu jadi mundur jaga jarak sama gue. Apa perasaan gue doang? iya kali ya. Tapi gua cuma mau ada yang bisa ngajarin gue banyak hal walaupun caranya nyebelin sih, yang mau dengerin dan cerita dari hal penting sampe gak penting, atau bercanda kek dulu lagi. Gua gak nemu malik

Memaafkan Siapa?

Gambar
Minal Aidin Wal Faidzin, Selamat Idul Fitri 2019 Masehi / 1440 Hijriyah. Semoga seluruh amal perbuatan kita menjadi berkah, dan seluruh dosa dan kesalahan kita diampuni. Teruntuk seluruh manusia di dunia. Hari Berbahagia. Hari saling memaafkan. Sejujurnya aku tak merasa benar-benar bahagia hari itu. Hari raya, hari di mana para umat muslim dianggap kembali suci setelah tiga puluh hari menguras diri dari nafsu dan dosa. Seperti hari-hari lainnya, rasanya hampa saja. Duniaku yang sudah jadi hitam putih, jiwaku yang seakan sudah mati, menyisakan jasad yang terjebak dalam kehidupan yang menuntut tekad untuk ditamatkan. Aku misuh sendiri. Ah! Hatiku yang tak mau memberi Mampus kau dikoyak-koyak sepi. -Chairil Anwar Pasca aku merasa muak (dengan cinta), aku hanya mengalir pada setiap gelombang yang tak tentu dan tak jelas ke mana aku dibawanya. Resah-resah gelisah membasahiku yang memang segan untuk mengeringkan diri. Pernah kucoba menepi, menjemur diriku hingga sekitar

Keresahan di Malam Minggu

Gambar
Bertahun-tahun aku terjebak dalam keresahan, bahkan sampai saat ini ataupun besok. Aku mungkin masih tetap terjebak, resah, menyesal, kesal, dan sakit hati. Ada banyak suara di kepalaku, yang seakan terus menghinaku, bahwa akulah bajingan di lingkunganku. Bahwa aku bermain-main hati, bahwa aku pemberi harapan palsu, bahwa aku adalah penghianat. Bahwa itu lah aku. Namun hari ini ingin coba kujelaskan motif tindakanku, yang selalu pergi, meninggalkan seseorang begitu saja. Mungkin aku akan gagal bercerita kali ini. Tapi tahun-tahun itu aku sempat menulis puisi tentang perasaanku. Keliling Kota Kukelilingi seluruh kota malam ini Kusambangi setiap nama yang digaungkan para muda-mudi Kujelajahi tiap sudut-sudutnya Namun tak kudapatkan apa-apa Memang kutemui keramaian Kerumunan yang tenggelam dalam sukacita Sayang, tak ada tempat bagi kesepian rindu, iri, lupa, dan luka bagiku, kota ini telah jadi hitam putih warna-warni telah mati hakikat sukacit

Nahlho.

Langit Cerah di Malam Tak Berbintang                      Dengan penuh percaya diri, pagi tadi gua mengajukan diri untuk membawakan diskusi Studi Kasus Kepribadian matakuliah Psikologi Pendidikan. Alhasil malam ini gua harus terjaga mati-matian, mencari data untuk studi kasus gua. Kasus yang gua ambil cukup menarik, setidaknya buat gua sendiri, sih. Judulnya Siaran Langsung Bunuh Diri, gimana? Serem-kan? Hehehe. Sejam, dua jam gua selami antara satu berita ke berita yang lain. Hasilnya nihil , dari sekian banyak berita yang gua baca, tetap ga ada hal yang bisa gua tulis. Kemudian gua baca lagi, baru deh dapet inspirasi. Ketikan demi ketikan hingga terbentuk suatu paragraph, kemudian menjadi satu buah wacana lengkap. Lengkap bukan berarti selesai, masih ada analisa dan solusi yang gua buat. Tapi jam udah memuat angka 01.45 AM, gua pikir istirahat lebih berguna ketimbang melototin laptop semaleman.                      Waktu menunjukan pukul 10.23 AM, dan gua pun bangun.