Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

#SMP: BALADA ANGKOTERS 3

Huft Tarik nafas dalam-dalam, gua harus siap.     Kriiinggg…. Kringgg… Kringg…. Pakaian udah kriing…. KERING ANJIG TEEET…. TEEEEET…. TETEEEEEET….. *J am pelajaran berakhir, waktunya pulang Gua langsung bergerak begitu mendengar bunyi / Teeet / pertama. Sejak lima menit sebelum bel pelajaran gua udah rapih, buku, pensil, pulpen, bangku, dan meja sudah masuk ke dalam tas. Pokoknya gua duduk manis, semanis susu kental manis (lengket-lengket bikin enek). Kini gua berjalan cepat, Dafi dan Ucup pun sudah di luar kelas. Begitu mata kami bertemu, gua memberi aba-aba dengan mengangguk, dan mereka paham. " Let's go , ayo cepetan jalan jangan sampe ketinggalan, tali sepatu itu belum di iket, topi jangan lupa dipake soalnya panas, Dafi seletingnya gak ada, ternyata celananya terbalik!" = maksud dari anggukan gua. Kami pun berlari, kencang, sekencang komeng kalau parkir. Hari ini kami buru-buru, gak boleh sampe ketinggalan angkot. Hari ini pulang harus naik ang

Manusia Superman

Gambar
Kalo elu punya akun online shop, terus ada yang komen nanya-nanya tentang Pre-Order tapi akhirnya gak jadi order ITU ADIIIII. Kalo elu dapet pulsa nyasar 50 ribu, terus sosmed lu diteror ITU ADIII. Kalo di SPBU pamulang elu ketemu orang yang beli premium pake aqua galon, ITU ADIII. Sebelumnya gua belum pernah bahas makhluk gaib yang satu ini, iya makhluk ini bernama Adi. Dia adalah makhluk dingin tak berwajah, iya karena dia itu orangnya paling kalem kerjaannya diem dikelas dan mukanya paling flat, mau senang mau sedih begitu aja ekspresinya paling cuma alisnya aja yang getar.  Dia adalah sohib gua yang paling ngerti soal perempuan karena dia satu satunya cowok dikelas gua yang punya pacar, 2 cowok lainnya cuma jadi sampah wanita, sementara gua jomblo dilevel yang berbeda. B-)  Hari ini dikelas gua sepi karena ada acara LDKS gitu deh, sedangkan dikelas gua rata-rata adalah anak osis yang tahun ini udah jadi senior. Alhasil mereka semua pergi ke acara itu dan meninggalka

CERPEN 3

Pamulang: Kenangan Pamulang suatu malam. Terduduk aku, bersimpuh di atas matras hijau yang sudah tidak remaja lagi. Aku baru saja menutup pertemuan malam ini, anak-anak muridku yang berusia sepuluh sampai lima belasan tahun memohon diri untuk pulang. Sedangkan muridku yang lebih tua, seperti biasa, merapikan matras-matras sisa latihan aikido mereka. Sepuluh tahun lalu aku sama seperti mereka yang belajar di sini, dibanting, dipukul,   dan ditandingkan satu sama lain. Namun, seiring berjalannya waktu, yang dibanting pun membanting, yang dipukul mulai memukul, dan yang muda naik menggantikan yang tua. Penghabisan kerja itu aku tidak langsung pulang. Aku ada janji, dengan beberapa kawan SMA tepatnya. Jadi lekas-lekas ku bersihkan tubuhku dan ber salin pakaian, tidak butuh waktu lama, setelah rapi aku pun ber angkat . Sepuluh menit. Aku sudah sampai di sebuah kedai makanan, tidak terlalu besar tempatnya karena memang bukan restoran mewah. Tujuh meja tersusun rapi dengan empa