ALIH WAHANA: KULIAH DARI PEMENTASAN



Pada hari Selasa, tanggal 9 Oktober 2018, saya bersama teman-teman mata kuliah Kajian Drama I mendapat tugas untuk menyaksikan sebuah pementasan teater. Adapun yang saya saksikan adalah pementasan teater Ghanta berjudul Side B 47:17 (Speech, Noise, and Effect), yang diangkat dari arsip audio ceramah Sutan Takdir Alisjahbana pada tahun 1970 di Taman Ismail Marzuki. Bagi saya, yang menarik bukan sekadar pertunjukannnya saja yang disebut presentasi performatif, namun juga pengolahan arsip audio terkait menjadi pementasan teater.

Menurut hemat saya setidaknya ada dua proses yang dilakukan agar pertunjukan itu terjadi. Pertama, pengolahan rekaman audio agar menjadi naskah drama. Kedua, pengolahan naskah drama agar menjadi seni pertunjukan. Perubahan-perubahan tersebut tidak lain adalah alih wahana. Wahana atau kendaraan, dalam hal ini ‘media’. Sesuatu yang bisa dialih-alihkan itu bisa berwujud gagasan, amanat, perasaan, atau sekadar suasana.1 Sehingga alih wahana bisa diartikan sebagai pengubahan berbagai jenis ilmu pengetahuan menjadi karya seni.

Alih wahana bisa dilakukan dengan melihat unsur-unsur yang ada dalam media asal dan sasaran. Adapun (menurut saya) unsur-unsur yang hadir sehingga pementasan Ghanta bisa tercipta antara lain: Tokoh, yang di dalam rekaman ialah para pembicara. Tema, ialah tema pembicaraan dalam rekaman –yaitu kebudayaan. Setting suasana dan waktu, suasana serius dan pada waktu malam hari (karena tidak adanya musik pendukung, namun hadir suara-suara jangkrik dan katak, persis seperti suasana di malam hari). Alur, jalannya pembicaraan. Dialog, ujaran-ujaran dalam rekaman. Konflik, topik pembicaraan dalam rekaman –yaitu posisi Indonesia dalam perkembangan budaya di dunia.

Unsur-unsur yang ada tersebut kemudian ditambahkan dengan unsur-unsur lain seperti gerakan dan dekorasi yang membuatnya lebih nyata. Dengan demikian pementasan pun tercipta, suatu hal yang usang telah dikemas menjadi lebih segar, yaitu seni pertunjukan. Sebuah pementasan yang isinya didominasi ilmu pengetahuan, bagi saya kuliah.

1 Sapardi Djoko Damono, (Alih Wahana, 10:2018)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ondel-Ondel dalam Dua Garis Biru (2019)

SURVEI KKN

KEHILANGAN