Fokalisasi dalam Sastra

[...] Sebuah catatan perkuliahan Teori Sastra di 2017.


Peristiwa-peristiwa dalam cerita selalu disampaikan berdasarkan visi (pandangan) tertentu oleh juru cerita. Sajian cerita atas pandangan tersebut dinamakan fokalisasi Namun ada juga juru cerita yang bercerita menggunakan pandangan umum tanpa memberikan komentar dan tafsiran implisit.  Pandangan yang digunakan dalam sebuah fokalisasi disebut fokalisator. Juru cerita dan tokoh merupakan fokalisator di sebuah cerita, juru cerita sebagai primer-fokalisator serta tokoh sebagai sekunder-fokalisator. Fokalisasi yang terikat pada satu tokoh akan membuat cerita menjadi sempit dan subyektif, sedangkan fokalisasi yang terjadi bergantian akan memberikan gambaran yang luas dan netral. Ada beberapa tingkat fokalisasi pertama ungkapan langsung juru cerita, kedua tindakan tokoh, dan ketiga pengamatan psikologis tokoh. Namun dalam beberapa kasus, fokalisasi dan fokalisatornya menjadi sulit ditemukan. Untuk itu kita perlu memperhatikan: kalimat sebelum, kalimat sesudah, dan ciri stilistika, serta fokalisasi ganda.

Semua unsur dunia fiktif –seperti tokoh, ruang, peristiwa, dan waktu–  disajikan dalam bentuk fokalisasi. Tokoh, seringkali ditampilkan dan difokalisasikan oleh narator. Untuk itu perlu dilihat kesesuai fokalisasi narator terhadap perwujudan tokoh di dalam cerita. Ruang, gambaran lokasi dan suasana tempat cerita terjadi adalah hasil pengamatan fokalisator. Sebuah rumah dikatakan seram oleh sang tokoh, bukan berarti seram bagi pembaca. Untuk itu pengetahuan pembaca merupakan timbal balik yang mempengaruhi gambaran ruang. Peristiwa, segala kejadian dan masalah yang ada disajikan dari satu pandangan tokoh utama. Keterbatansan informasi dan kerealitasan cara pandang tokoh utama dalam menghadapi masalah/peristiwa mampum membangun simpati pembaca. Pada fokalisasi yang lebih luas bisa saja sebuah masalah menjadi terkesan sepele dan kehilangan kualitas serunya. Waktu, sajian peristiwa akan sangat terikat pada sajian waktu. Sebuah peristiwa yang terjadi dimasa lampau akan difokalisasikan pada masa itu juga. Sedangkan peristiwa yang berjalan lama akan difokalisasikan dengan ringkas. Hal-hal tersebut akan berbeda jika difokalisasikan secara terbalik. Oleh karena itu fokalisasi akan sangat mempengaruhi gambaran dunia dalam cerita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ondel-Ondel dalam Dua Garis Biru (2019)

SURVEI KKN

KEHILANGAN