Dua Garis Biru (2019)

ULASAN FILM DUA GARIS BIRU


Judul            : Dua Garis Biru
Sutradara & Penulis    : Gina S. Noer
Produksi        : Starvision Plus
Rilis            : 11 Juli 2019
Durasi            : 113 Menit
Bahasa            : Indonesia




Film Dua Garis Biru beberapa waktu ini banyak menyita perhatian publik karena mengangkat kisah remaja yang hamil di luar nikah. Film ini sangat edukatif, karena mengangkat masalah-masalah yang relevan dengan kehidupan saat ini. Misal tentang hubungan seks remaja, kehamilan dan resikonya, parenting, dan menjadi dewasa. Singkatnya –mungkin–  film ini mengajarkan tentang menjaga diri dan bertanggung jawab, dalam konteks hubungan seks bebas dan menjadi orang tua.
Film di mulai dengan kisah cinta Dara dan Bima, sepasang remaja SMA di tahun 2018-an, yang asik dalam pergaulan di dunia yang maju dan terbuka, dengan gambaran remaja-remajanya yang asik dengan Internet, smartphone, atau menggemari budaya pop Korea (hallyu). Pada dunia yang seperti itu Bima dan Dara tumbuh sebagai remaja yang bebas bereskpresi, namun kebebasan itu tidak diimbangi dengan pengawasan yang mantap sehingga terjadilah hamil di luar nikah. Sebagaimana ABG, yang belum tahu apa-apa dan masih asik bermain-main, mereka sangat terpukul. Bukan hanya secara psikologis namun juga sosiologis, tekanan datang dari dalam diri sendiri, dari orang tua, dan dari masyarakat, merubah kehidupan Dara dan Bima. Beruntung Bima adalah anak yang baik dan berani bertanggung jawab sehingga, mereka berdua berhasil melewati semuanya.
Film ini memiliki kisah yang sangat bagus, kisah yang sangat berbobot dan relevan dengan zaman sekarang sehingga sangat edukatif. Pengadaptasian kisah tersebut menjadi film juga sangat bagus, karena digarap dengan teknik pengambilan gambar (cinematic) yang menakjubkan sehingga menyuguhkan gambar yang indah, dengan memanfaatkan sudut-sudut (angle-angle) pengambilan gambar yang bagus. Pemeran dalam film ini juga terkenal dan sangat menjual, seperti Zara JKT48, Angga Aldi, Lulu Tobing, Cut Mini Theo, dan Dwi Sasono. Biar bagaimanapun, yang paling menonjol dari film ini ialah kisah atau ceritanya.
Kisah di sini bukan hanya menyinggung tentang kehidupan seks bebas remaja sekarang, namun juga pada titik-titik lain yang terlibat. Seperti Pendidikan, orangtua, dan masyarakat. Pada segi kritik Pendidikan, film ini menunjukan bobroknya Pendidikan seakrang, pelaksana Pendidikan yang tak bertanggung jawab, materi pembelajaran yang tidak menyeluruh dan tuntas, hingga kurangnya penanaman nilai dan karakter pada murid-murid sebagai bentuk pemenuhan aspek afektif Pendidikan. Pada segi orang tua, film ini menunjukan ketidakpekaan orang tua terhadap kebutuhan anak, pengertian dan komunikasi pada anak umumnya masih sebatas instruksi-intruksi yang diasumsikan secara sepihak oleh orang tua. Selain itu film ini juga menyinggung kebiasaan masyarakat yang masih memegang stereotipe bahwa suatu masalah semata-mata adalah kesalahan dan keburukan yang tidak bisa diperbaiki dan dijadikan aib. Bukannya membantu membersihakan atau memperbaiki kesalahan yang ada, masyarakat umumnya semakin mengaibkan suatu masalah dengan membicarakannya terus-menurus, menjadikannya bahan pembicaraan yang seru dan menarik, sehingga semakin melukai perasaan dan mengucilkan orang lain.
Berdasarkan itu semua, tidak heran jika film Dua Garis Biru sangat menyita perhatian publik. Terutama dengan Gina S. Noer sebagai penulis yang sekaligus ditantang untuk menyutradarai naskahnya sendiri. Film ini bukan sekadar film remaja dengan ciri kisah cinta-cinta lucu, apalagi kisah cinta anak genk motor, ini adalah film berbobot yang benar-benar dibutuhkan masyarakat saat ini. Ibarat orang lapar yang seharusnya makan nasi, lauk, sayur, dan minum, namun hanya menunda dengan milkshake atau kopi manis lengkap dengan pudding dan topping oreo –sambil terus meyakini dirinya sudah kenyang. Bagi orang tua tontonlah film ini demi anak Anda; bagi remaja tontonlah film ini demi bertanggung jawab pada masa depanmu; bagi para penggiat film diluar sana, inilah film yang masyarakat butuhkan; bagi semua yang terlibat dalam film Dua Garis Biru terutama Kak Gina S. Noer, saya ucapkan terima kasih yang sangat besar.


Sebagai penutup, film ini keren banget, seperti mengisi lagi suatu kekurangan yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ondel-Ondel dalam Dua Garis Biru (2019)

SURVEI KKN

KEHILANGAN