BERPRASANGKA BAIK

BERPRASANGKA BAIK
Lagi-lagi gua bersama Marvy di suatu sore. Kami kembali beraksi, sepasang pria jomblo yang sebenarnya tidak kesepian namun malah keasikan. Sore ini kami ngabuburit  bareng, meskipun Marvy non-muslim tapi semua orang berhak untuk jalan-jalan sore. Jadi kami pun berangkat.
Kami keliling Pamulang mencari pemandangan, ya hitung-hitung cuci mata,  cuci kaki, cuci muka, terus bobo. Tiba-tiba ketika kami hendak bobo….
    "Lho kok mau tidur sih bro?" tanya  Marvy heran.
    "Oh iya lupa."
Kami keliling Pamulang mencari pemandangan, orang-orang ngabuburit, naik sepeda, jalan kaki, baik sendiri, berdua, bahkan satu keluarga. Sore hari di bulan Ramadhan memang berbeda. Rasanya kami ingin menikmati suasana di sore ini, menanti senja dengan segelas kopi seperti anak indie yang gak puasa. "Sayang gua puasa", keluh gua. Saat kami sedang asik menikmati suasana sore, tiba-tiba Marvy melihat sesuatu.
"Lik, Lik, Lik, Lik, Lik!", sahut Marvy pakai nada wik-wik-wik. "Lik, Lik, Lik, Lik, Lik, Lik, Lik, Lik, Lik, Lik!"
Gua yang lagi memandangi senja sampai kaget, "Kenapa sih, Vy, Vy, Vy, Vy, Vy!" *nada wik-wik*
Marvy pun menghentikan motor orang, eh maksudnya motor kami. Tangannya langsung menunjuk ke sebuah warung es kelapa. Kata dia, "Tuh, liat ada siapa?!". Terlihat dua orang perempuan sedang asik mengobrol di dalam warung itu, tapi tidak jelas siapa. "Itu Tesi sama Nadi, ege." Tambahnya.
"Ah masa sih, mirip doang kali?" sahut gua.
"Eh bener, itu motornya Nadi di depan. Tuh-tuh coba perhatiin, mereka menghadap sini. Iya itu Tesi sama Nadi, fix!" Tambah Marvy histeris.
"Loh iya bener Vy. Gua khatam tuh dower-dower sama jenong-jenongnya. Fix!"
"Ngapain mereka di sini  ya?"
"Ya beli takjil, Vy."
"Ah, masa jauh banget. Mereka asik banget ngobrol-ngobrolnya, julid pasti, gossip."
"Astaga Vy, ini bulan puasa. Tidak boleh berprasangka buruk seperti itu, sia-sia gua puasa kalau masih berpikir gitu. Orang yang berpuasa itu harus menahan diri, termasuk berprasangka buruk, sebaliknya selama puasa harus berprasangka baik."
"Ho, iya-iya, terus mereka selain beli es kelapa, ngobrol-ngobrol apa seru banget?"
"Ya siapa tahu mereka bukan lagi gossip, tapi lagi solawatan berdua. Mencari pahala sambil menunggu berbuka."
"Hahaha kampret lu."
"Eh malah ngatain. Yaudah daripada kita terancam dosa mending kita samperin aja." Ajak gua yang langsung disetujui Marvy. Kami pun bergegas menyambangi warung tersebut, ternyata memang benar itu mereka dari dekat. Setelah memarkir motor, kami masuk dan menyapa mereka.
"Tes, Nad!" sapa gua dan Marvy namun yang kami dapati mereka sedang asik.
"Abtahiyyat wabsalaaaamm, ansyaru ahlal kalam jainudin yahtirom…" sahut Nadia.
"Abmahabat wabtisam, ansyaru bainil anam hadahu din assalaammm…." Balas Tesi.
Usut punya usut ternyata sekarang mereka adalah Tesi dan Nadi gambus.
 
 
[tulisan ini harusnya rilis bulan puasa tahun lalu 2019, sudah dijadwalkan untuk publish otomatis tapi karena error ternyata gak terbit, dan gua baru sadar jadi gua terbitin sekarang aja]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ondel-Ondel dalam Dua Garis Biru (2019)

SURVEI KKN

KEHILANGAN