#SMP: BALADA ANGKOTERS 2

Balada Angkoters 2

Tahun 2010, BSD.

Sudah hampir seminggu, kami susah cari angkot. Sisa uang saku yang hanya cukup untuk naik angkot, sering terpaksa kami potong beli minum. Panas dan jenuh saat menanti datangnya angkot selalu menimbulkan haus yang tak bisa kami tahan. Sangking hausnya kadang kami suka berhalusinasi, terutama Ucup. Pernah suatu siang, dia duduk bersadar pagar dengan tatapan kosong mengamati tangannya yang membuka-menutup secara terus menerus seperti orang meremas. 
"Ngape lu Cup?" Kata gua khawatir.
Dia masih asik melamun, tanpa menggubris pertanyaan gua. Tentunya sebagai teman yang baik dan sangat setia kawan, terutama dengan rekan seperangkotan ini, gua dan Dafi gak tinggal diam dong. Sebagai bentuk simpati atas persahabatan, kami memutuskan untuk pulang duluan, meninggalkan dia sendiri.

Hahaha.

***
Keesokan harinya ucup masih sama, melamun terus. Ternyata dia belum pulang dari kemarin.

Menurut broadcast sms yang harus disebar ke 7 sahabat baik atau kamu akan mendapat sial: Ucup memang sering melamun beberapa hari ini. Bisa saja karena panas matahari sudah gak normal lagi. Akhirnya Gua pun menegurnya dengan lebih keras hari ini.
"Sayang kenapa sih?" sambil meniup telinganya yang bau sangit. 
"Anjrit, homo." Ucup kaget bukan kepalang.
"Jangan bengong Cup, nanti setan kesambet",  ujar Dafi ke Ucup. 

"Nih, minum dulu." Gua pun menyodorkan sebotol 'akua' yang kebetulan gua tendang pas jalan. Ucup minum dengan kalap, Dafi gak berenti ngakak.
"Tadi gua lagi mimpi meres susu." kata Ucup setelah puas minum air gajelas.
"Waduh, jorok tuh. Dosa." sahut Dafi.
"Wow, susu apa cup?" gua penasaran. 
"Hehehe" Ucup senyum mesum. "Susu spesial, diremes empuk, disedot nikmat."
"Kalian mau tau ga susu apa?" tanya Ucup menggoda. 
Gua dan Dafi yang terlanjur kebelet tau, mengangguk kencang. Penasaran dengan jawaban Ucup, kami serius menunggu mulutnya bergerak memuaskan rasa ingin tahu kami.
"Susu bantal." Jawab ucup tak berdosa. 

Wanjay, susu bantal. Dari sekian banyak susu kenapa haru susu real good. Waktu gua yang berharga musnah sia-sia mendengar pikiran Ucup. Kenapa gak yang lain gitu, kenapa ga ban traktor aja lu remes² sampe kepala lu lembek. 

Gua dan Dafi yang sudah kesel karena ga ada angkot lewat, jadi tambah kesel.  Akhirnya kami pun memutuskan untuk mencari angkot sembari berjalan kaki. Di depan persimpangan biasanya ada angkot jurusan lain yang searah pulang. Gua dan Dafi jalan duluan, sedangkan Ucup kami suruh jalan depanan. 

Matahari semakin terik, dan jalanan semakin sepi. Tiba-tiba terlihat angkot dari kejauhan. Kami merasa sangat senang, kami semua berhenti, dan mulai melambaikan tangan. Namun sayang seribu sayang, ternyata angkotnya beda arah.
"NGAPAIN DITUNGGUIN ANGKOT ARAH SANA" kata Gua kzl.

Tanpa terasa Azan Ashar berkumandang, dan akhirnya kami pulang jalan kaki. Usut punya usut ternyata angkot 27 jurusan Parung-BSD sedang mogok kerja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ondel-Ondel dalam Dua Garis Biru (2019)

SURVEI KKN

KEHILANGAN