Random Chat



Sumber gambar: https://equipping4eministry.files.wordpress.com/2013/09/phone-chat-750x3802.jpg


Udah lama banget ya ga buka-buka blog, baru ada kesempatan lagi buat baca-baca cerita lama yang ternyata lucu juga kalo diinget-inget. Alasan kenapa gua ngga nulis lagi di blog ini karena  gua punya pacar sejak akhir 2014. Gua merasa tidak berhak untuk menuliskan kisah-kisah jones di blog gua pada masa itu. Hahaha sok banget emang.  Oke saat ini 16 Januari 2017, gua akan coba nulis sesuatu yang bermanfaat. Insa allah.

Hei gengs –gitu mungkin sapaan anak kekinian. Gua Malik mungkin beberapa dari kalian ada yang lupa tentang siapa gua. Hahaha gapapa. Saat ini gua udah kuliah di salah satu kampus negeri bilangan Jakarta –harus gua sebut negeri dong biar keliatan keren padahal mah ngga. Dan saat ini gua jomblo, gua putus tahun lalu tepatnya akhir November 2016 karena hal-hal yang tidak mau gua ceritakan lebih lanjut –saat ini. Gatau deh lain kali. Hal pertama yang gua lakukan ketika gua sudah memutuskan untuk tidak menghubungi mantan kekasih gua adalah dengan kembali ke dunia online, gua mencoba merubah suasana dengan berkenalan di situs-situs random chat yang ada.
Sebut saja Omelete, hari itu minggu siang gua ingat sekali ketika gua surfing di dunia maya sekelebatan link muncul di layar smartphone gua yang mungil. Dengan rasa jenuh yang sudah tidak tertahan lagi tanpa pikir panjang gua mengetuk layar handphone, dan sebuah halaman baru pun terbuka. Terpapar sebuah pilihan yang mencolok di depan gua, yaitu Text Chat dan Video chat, tentu saja gua tidak akan memilih pilihan yang kedua –bukan karena gua berhati-hati tapi lebih karena hp gua engga ada kamera depan. Setelah gua ketuk pilihan Text Chat halaman website pun berubah lagi. Terdapat sebuah tulisan kecil di tengah atas layar yang mengatakan.

Sekarang kamu sudah terhubung dengan teman kamu, katakan Hai! Untuk memulai percakapan.

Gua      : “Hai.” Gua pun memulai chatting.
Teman : “Hai juga.”
Teman : “Cowok apa Cewek?” Tanya dia seketika.
Pertanyaan yang menyusul tersebut seketika membuat gua merasa tertantang untuk mengatakan apa yang harusnya tidak gua katakan. Tanpa pikir lama lagi gua pun menjawab.
Gua      : “Aku cewek, kamu?”
Teman : “Ooh hehe, aku cowok.”
Gua      : “Oh, hi cowok.” Kata gua menggoda.
Teman : “Hehe iya, kamu asal mana?”
Karena dia menanyakan ‘asal’, maka gua pun juga menjawab ‘asal’ saja secara spontan.
Gua      : “Aku teh dari bogor, kalo kamu?” Kata gua sambil berusaha meyakinkan kalo gua orang sunda.
Teman : “Wah jauh ya kirain orang sini-sini, aku sih dari Blitar.”
Gua      : “Duh, jauh pisan nya.”
Teman : “Apa tuh?” Tanya dia ngga ngerti, padahal gua juga asal-asalan.
Gua      : “Hahaha, itu tuh artinya jauh banget ya gitu.” Kata gua menjelaskan.

Kemudian percakapan berjalan cukup alot dengan perbincangan ringan seperti bertukar nama, kabar, status dan saling bertanya lagi apa kamu?. Rian adalah nama cowok yang lagi ngobrol sama gua di chat itu, sedangkan gua mengaku sebagai Rini cewek 16 tahun kelahiran Bogor. Bogor mananya ngga tau deh. Tak lama Rian menjelaskan kalo dia berhajat untuk mengajak aku jalan dan mentraktir aku makan, tapi sayangnya rumah kita jauh. “Hu..hu..hu.. syedih.” Kata ku menjawab penjelasan Rian yang aku sendiri ngga yakin itu beneran.
(Kenapa disini gua kebawa ngomong aku kamu ya hahaha.)

Dalam hati gua ketika Rian menjelaskan hajatnya untuk menemui gua, yang ada gua beruntung rumah kita jauh. Coba kalo deket dan dia beneran ngajak gua buat makan. Bukannya makan siang sama gadis bogor yang santun dan geulis, alih-alih dia malah makan sama akang parkir ciputat. Gua membayangkan ketika dia duduk di sebuah meja makan restoran cepat saji sambil senyum-senyum menunggu kehadiran gua yang cantik –dalam bayangannya, yang datang malah sesosok wanita tinggi gagah dengan bahu lebar dan dagu tajam lengkap dengan kulit hitam dan bulu jambang yang panjang.
Lalu ketika gua harus memperkenalkan diri sebagai. “Hai Rian, aku Rini. Maaf ya lama tadi bensin habis jadi aku harus dorong motor dulu 3 km untuk sampe sini. Kamu ga bosen kan nungguin aku.”
Seketika gua yakin mata Rian akan terbelalak dengan mulut yang membuka secara bersamaan. Dengan perasaan kecewa dan tertipu dia akan mencengkram rambut di kepalanya dengan kedua tangan dan menarik nafas panjang lalu berkata. “RINIIIIIIIII…. Ternyata kamu itu lebih cantik dari yang aku kira.”

FAKKKK… siapa sangkat ternyata Rian itu Homiseksuil.

Rian:    “Kamu ada BBM ga? Atau Line?”
Rian nanya gitu gua agak sedikit bingung untuk menjawabnya. Ngga mungkin kan di zaman kayak gini kalo ngaku ngga punya bbm, line, atau sosmed sama sekali. Dan bagaimanapun juga gua pikir obrolan ini harus terus berlangsung. Hahaha abisan asik. Jadi gua jawab aja.
Gua:     “Aku ga pake bbm, tapi aku ada line. Kenapa gitu?”
Rian:    “Yuk pindah ke Line? Aku minta Id kamu dong.”
Mampus kata gua ya kali gua  kasih id gua @Malixxxxx dengan display picture yang luar biasa lakinya. Gua harus berpikir keras untuk membuat balasan chat itu.
Gua:     “Duh gimana ya, aku takut.”
Rian:    “Takut kenapa?”
Rian:    “Aku orang baik-baik ko, ga kayak yang di luar-luar berbahaya.”
Gua:     “Emang yang berbahaya itu gimana?” kata gua memancing.
Rian:    “Ya, yang gajelas ngomongnya terus minta yang ngga-ngga. Baru kenalan udah ngajak ketemuan, kan gatau maksudnya apa.”

Dalam hati gua bilang, “Itu sih elu semua boy.” Yasudahlah gua ngga terlalu ingin membahasnya lagi, jadi langsung aja gua minta balik Id linenya.

Gua:     “Oh, yaudah gimana kalo kamu aja yang kirim id line kamu biar aku yang message duluan nanti?”
Rian:    “Yaudah nih @RIanirianxxxx.”
Gua:     “Oke tunggu ya. Aku suka banget ngobrol sama kamu tapi aku harus pastiin dulu.”
Rian:    “Iya ditunggu ko.”
Disaat itu gua mulai berpikir chat ini harus berakhir. Namun gua tidak suka jika chat ini harus berakhir begitu saja, membiarkan si Rian berpikir bahwa Rini itu ada dan terus terbayangkan dalam benaknya. Jadi gua harus mengakui gua sebagai pria tulen yang sedang bermain-main di dunia maya, selain itu pengakuan gua juga akan memberikan kesan kepada dia –atau kesan untuk gua sendiri. Hahaha kehadiran gua harus berkesan kan.
Gua:     “Rian.”
Rian:    “Iya, udah?”
Gua:     “Belum hehe, Rini mau bilang sesuatu boleh?”
Rian:    “Ya, mau bilang apa?”
Gua:     “Sebenernya.”
Gua:     ……
Gua:     …….
Gua:     “Rini cowok. Aslinya Roni.” Gua jawab dengan aga sedikit menjeda supaya menciptakan kesan penasaran.

    Setelah itu si Rian ga bales chat gua lagi. Hahaha iyalah pasti dia shock. Gua pun membayangkan bagaimana dia pasti sedang begitu kesal dan memaki-maki gua dengan sumpah serapahnya. Tapi gua akan memaklumi dan tidak akan marah kalo pun dia memaki gua demikian, gua cuma bersenang-senang di sini tidak ada maksud untuk menipu, kalau pun demikian Rian lah yang pasti sudah sangat serius. Disaat gua sedang membayangkan kekecewaan Rian mendadak muncul panggilan alam yang membuat gua harus bergegas menyetornya kembali kepada alam.

    Beberapa menit kepergian gua di toilet, gua mendengar sebuah notifikasi dari smartphone gua diluar. Setelah semua rampung gua membuka kembali chat yang tertinggal, dan siapa duga begini isinya.

Rian:    “Ya terus kenapa?”

Rian:    “Sebenernya Rian juga cewek, nama aslinya Riani.”

Rian:    “Gapapa ko.”

Rian:    “Yaudah, kalo gitu makasih ya.”


Chat anda telah terputus silahkan klik disini untuk mulai kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ondel-Ondel dalam Dua Garis Biru (2019)

SURVEI KKN

KEHILANGAN