Failed PDKT




“Ayo lik lu pasti bisa, percaya deh sama gua.” ujar anggi, seorang cewek bertubuh mungil dengan rambut panjangnya yang lurus menyapu lantai dan kacamatanya yang tebal dan besar.
“Iya, ayo lu sampe kapan mau gini-gini aja ini kesempatan lu bro.” Tambah marvy , satu-satunya temen gua yang paling ganteng,  keren dan homo.
“Eh eh apaan sih.” Sambil mengela tubuhku yang di giring masuk ke sebuah kelas.
“Iya lik, kalo lu bener suka sama dia ini waktunya elu nembak dia.” Jawab Anggi.
“Siapa bilang gua suka sama dia?”
“udah nih ambil, balikin catetan bahasa yang gua pinjem ke dia.” Sambil memberikan sebuah buku tulis yang terbungkus sampul bunga-bunga Anggi dan kawan-kawan mendorong aku masuk.
 “Lia ada yang mau ngomong sama lu nih, Lik kita ke kantin dulu ya bye.” Ujar anggi langsung mengambil langkah seribu.
“Ngapain gi? Duduk-duduk aja ?” Teriak Marvy.
                Tersisalah aku dan tiga orang siswi yang sedang bergosip ria, hingga dua orang dari mereka juga ikut-ikutan pergi.
“Yaudah Li kita juga mau langsung ke ruang guru dulu kali ya.” Ucap salah satu siswi tersebut.
“Eh gua ikut dong.” Balas Lia
“Bye ...” mereka pun pergi meninggalkan kami.
                Sekarang hanya ada aku dan Lia, di dalam kelas yang agak gelap dengan beberapa corat coret di bagian belakang, tempat ini lebih terlihat seperti tempat tongkrongan ketimbang kelas. Memang sebagian besar siswa di kelas ini adalah siswa yang susah diatur, namun aku tau betul cewek yang satu ini merupakan cewek yang paling lugu di sekolah, lagi pula dari tadi dia hanya diam saja jadi sepertinya tidak masalah jika aku disini.
“Ini, gua mau balikin buku bahasa yang di pinjem Anggi.” Sambil memberikan bukunya.
Lia hanya diam dan menerima uluran tangan ku yang memegang bukunya.
Detik demi detik berlalu, suasananya begitu canggung disini. Lia yang dari tadi hanya diam membuat aku jadi bingung, untuk mencairkan suasana sepertinya aku memang harus mengatakan sesuatu. Sesuatu yang keren untuk di ucapkan sperti di film-film akan membuat wanita jatuh hati, jadi ku kumpulkan semua keberanian yang ku punya dan dengan penuh percaya diri akan mengatakan sesuatu yang sangat keren.
“Dengkul itu adalah bagian yang paling menonjol dari kaki perempuan.”
                BEGO, apa yang barusan gua bilang itu gak keren sama sekali. Oke tenang, baiklah  aku minta maaf sekali, pasti itu memalukan tapi tenang saja aku akan menebus kesalahan ku, kali ini akan aku katakan sebuah kata-kata yang sungguh keren, agar lebih mudah aku akan mengambil sebuah kata-kata dari film yang aku tonton jadi tolong dengarkan.
“Terutama perempuan yang memiliki kaki dan paha yang kecil, dengkul akan semakin terlihat menonjol keluar.”
                BEGOOOOOOO itu jauh lebih parah dari yang tadi.  Gawat aku tidak bisa berfikir jernih jika terus sperti ini, waktu terasa berjalan begitu lamban disini, tapi dari tadi dia hanya diam saja, apa dia tidak mendengar ku? Kuharap dia tidak mendengarku? Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang.
“Lia, lu gak apa-apa?”
Lalu tiba-tiba Lia tertawa dan menaikan kepalanya “hihihihi hahahaha, kamu ngomong apa sih dari tadi?”
“Nggak hehehe.” Sukurlah.
“Aneh aneh aja sih, gak sangka gua sama cowok yang kerjanya mojok sendirian di kelas bisa seaneh ini.” Balas Lia dengan tertawa kecil.
“Hehehe Aneh ya? Yaudah gua mau ke kantin aja kali ya? Lu mau ikut?”
“Nggak deh Lik.” Jawab lia menggelengkan kepala.
“Yaudah kalo gitu.”
“Eh Lik?” sahut Lia
“Makasih ya.” Tambah dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ondel-Ondel dalam Dua Garis Biru (2019)

SURVEI KKN

KEHILANGAN