We are Going to JakCloth

-


Hari ini Berangkat sekolah dan gua baru aja masuk ke kelas yang kemudian melihat Widya, dan kawan-kawan datang menghampiri.
“Malik Jakcloth yukkk?” teriak Anggi.
“Iya lik Jakcloth yuk hari sabtu?” ajak Widya.
“Ada Raisa juga lik.” Tambah Anggi
“Ko gua gak di ajak nggi?” jawab Marvy.
“Ngapin lu di ajak emang punya duit?” balas Widya.
“Ais SHONGONG banget lu.” Bales Marvy.
“Ayuk lu juga ikut Yan?” ajak Cedai.
“Kapan sih emang?” jawab RYan.
“Sabtu, yuk Yan?” balas Cedai.
“Ngapain?” tanya gua.
“Ya belanja lah.” Jawab Cedai ketus.
“Kita mah duduk-duduk aja lik, biarin dia mah belanja sendiri.” Tambah Anggi.
“Nah gua suka nih.” Balas Marvy.
“Iya kita nonton stage musiknya aja lik.’ Tambah Widya.
“yaudah, gua ikut kalo gitu.” Balas gua.
                Akhirnya kami pun jadi berangkat ke jakarta clothing di senaYan, Yang katanya event big sale akhir tahun. Walau pun big saletetep aja gua dateng gak belanja, dan saYangnya Marvy tidak bisa ikut gak tau kenapa. Sesampainya di sana Cedai sudah sangat bersemangat untuk berkeliling, belanja hingga puas dan banyak, walaupun demikian kami tetep aja.
“Duduk-duduk.” Ujar Anggi.
“Iya panas nih, capek.” Keluh Widya.
“Yaudah di situ aja Yang adem.” Ajak gua.
“Mas Benno di mana sih wid?” keluh Cedai.
“Katanya dia udah masuk tapi macet banget.” Jelas Widya.
“Iya abis kita pulang pas orang-orang pada dateng.”  Tambah RYan.
                Emang saat itu waktu sudah menunjukan pukul 15.00 dimana stange-stage musik baru pada di mulai, jadi dari pagi jam 10 itu gua dan Yang lain dateng bener-bener buat duduk-duduk dan jalan-jalan keliling.
“Ih liat tuh anak-anak alay, mainstream banget.” Ujar Cedai sambil milihat kumpulan beberapa anak.
“Yang ngeroko itu dae?” tanya gua.
“Iya, lu gak ngeroko lik?” balas Cedai bertanya.
“Gua gak ngeroko.” Balas gua.
“Udah lu lik ya, gaya lu tuh gini, style lu tuh kayak gini udah keren jangan di sok-sok kayak gitu yak.” Balas Cedai.
“Oh iyalah gua, cowok anti mainstream.”
“Apaan lik?” tanya RYan.
“Jadi gini ada anak, pake celana Chino terus pake atasan kaos, atau kemeja gitu, bolak balik mulu, alay tau gak? style celana chino sekrang jadi mainstream banget, alay payah Yang make.” Ujar gua.
“Gua pake celana Chino ini, tersinggung nih gua?” balas RYan.
“Lah, maksud gua emang elu Yan.”
“Hahahaha, mampus luh.” Tawa Cedai.
“Anjirr biasanya orang nyindir donag, ini langsung menjurus ya?” ujar RYan.
                Akhirnya mas Benno (supir Wdiya) pun datang, karena merasa tidak tahan akhirnya kami langusng bergegas pulang.
“Wid, jemput Ola dulu ya.” Ujar mas Benno di mobil.
“Oh yaudah mas Benno kita jemput dulu.” Jawab Widya.
                Kami pun memasuki parkiran di SenaYan plaza sangat lama.
“Ola kemana sih wid? Lama banget.” Keluh Cedai.
“Gak tau.” Balas Widya.
“Coba kamu telfon deh wid.” Balas mas Benno Yang mulai jenuh.
“Tunggu.” Balas Widya.
-----
“Katanya Ola lagi nonton.” Tambah Widya setelah menelfon
“Yah pantes aja, lama.” Cedai.
“Ya Allah panjangkan lah usus ku.” Ujar mas Benno.
“Hahahaha.” Kami semua tertawa.
“Kenapa biar kuat makannya yak wkwkwk.” Tambah RYan.
“Nih orang tolol banget, anjirr hahaha.” Balas gua.
“Lu samperin aja lah wid?” Ujar Cedai.
“Ya gak enak lah dai.” Balas Widya.
                Mas Benno pun mulai menjalankan mobil.
“mau kemana mas Benno?” tanya gua tapi mas Benno hanya diam.
-----
“Yah, muter-muter doang.” Keluh Anggi setelah mas Benno memutar mobil di parkiran senaYan plaza selama tiga kali dan parkir di tempat Yang sama.
                Waktu sudah mununjukan pukul 18.00 tapi Ola belum kunjung keluar mall, membuat semua orang di mobil kesal dan jenuh. Ini sudah menjadi putaran ke empat kita parkiran akhirnya kita berganti posisi parkir.
“Samper aja deh Wid?” masih keluh Cedai.
“Mau samper ke senaYan City nih?” tawar mas Benno
“Lho ko, emang Ola dimana mas Benno?” tanya Widya penasaran.
“Di SenaYan City .” jawab mas Benno
“Lah ini kan senaYan plaza, senaYan city man di sebrang.” Jawab Widya shock.
“Tadi aja Ola turun di sini terus nyebrang sendiri.” Balas mas Benno.
“Lah yaudah ayuk kita kesana, nanti dia udah pulang naik taksi lagi.” Ajak Widya.
                Akhirnya pukul 19.00 Ola keluar dari Sensi dan kami pun pulang, karena jalanan saat itu sangat macet akhirnya kami sampai rumah sekitar pukul 20.30.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ondel-Ondel dalam Dua Garis Biru (2019)

-
Gambar
THE GUARDIANG IN DUA GARIS BIRU MOVIES SOSOK SANG PELINDUNG DALAM FILM DUA GARIS BIRU Film Dua Garis Biru adalah film yang bagus. Kisah yang diangkat seakan keluar dari garis kisah-kisah cinta “picisan” yang tengah ramai digarap pasca kesuksesan novel Dilan . Menyaksikan film ini seperti mengisi kekosongan dalam diri yang tidak puas, dengan gambaran hidup percintaan remaja yang “begitu-begitu saja” hampir di setiap film remaja akhir-akhir ini. Namun, film ini menyisakan satu pertanyaan gaib di balik tempurung kepalaku, pertanyaan sepele yang tidak bisa aku hidari setiap memikirkan film yang habis kusaksikan dua kali itu. Pertanyaan itu ialah, “Apa makna dari si Ondel-Ondel dalam kisah itu?” Hahahaha…. Sepele banget ya, tapi gapapa, ini menarik untuk dibahas, lho. Setidaknya ada beberapa kali sosok ondel-ondel muncul dalam film Dua Garis Biru (Kalau salah tolong koreksi ya di kolom komentar). Pertama di bagian awal, saat Bima, Dara, dan teman-temannya makan kerang di waru...
Baca selengkapnya

SURVEI KKN

-
Gambar
JOKES ON THE RIDE Berhubung gua orangnya suka berpergian dengan motor, baik dengan tujuan atau sekedar gabut. Terciptalah banyak kejadian dan ini adalah kisah-kisah atau percakapan-percakapan, receh yang terjadi saat gua sedang berkendara. Survei KKN Berhubung di kampus gua ada program “Kuliah Kerja Nyata” atau pengabdian masyarakat, gua dan beberapa orang terpilih melaksanakan pengabdian di suatu daerah tertentu. Kelompok gua mendapatkan lokasi pengabdian di daerah Ciampea, Bogor. Kami pun pergi ke sana untuk melihat kondisi lokasi bersama, saat itulah gua dapet perempuan, maksudnya dapet penumpang perempuan, sebut saja namanya Sita. Canggung membonceng orang asing, apalagi perempuan berkerudung panjang, sepanjang dagu. CEWEK ANEH ANJIR. Rasa canggung itu bikin serba salah, mau ngebut takut bahaya, mau pelan takut ketinggalan. Jadilah gua jalan angot-angotan, kaya orang panas dingin. Saat itu gua bilang aja, “Maaf, Mbaknya, jalannya pelan-pelan gapapa, ka...
Baca selengkapnya

KEHILANGAN

-
Gambar
Sebagai jomblo sejati, gua udah sering banget merasakan kehilangan. Tapi, kenapa tiba-tiba gua bahas kehilangan gini ya? Hmm. Mungkin karena gua sedang merasakan kehilangan (lagi). *** "Lu ngape Lik, kusut bener?" tegur Ars sambil menepuk pundak gua. Gua yang lagi enak-enak melamun sampai kaget. *** Keesokan harinya gua lupa habis ngapain, duit sama hape gua ko hilang. Satu-satunya yang gua inget, gua lagi duduk terus tiba-tiba ditepuk dari belakang. Oh, iya waktu itu sama Ars. Oke, gua akan coba tanya dia. Saat selesai kuliah, gua kembali ketemu Ars. Gua langsung menegur dia, yang sedang asik baca buku. "Cuy, ngapain lu?" sapa gua. "Eh, baca buku aja, apa kabar Lik?" balas dia sembari angkat tangan mengajak tos. Gua pun merespon tangannya untuk tos, sambil menyatakan maksud gua. "Btw, kemarin elu inget ga..." *** Keesokan harinya gua lupa apa yang terjadi. Kali ini tugas UAS gua yang hilang. Gua beneran bingu...
Baca selengkapnya