Nostalgila dan Cinta
“Huft ...” Menghela napas.
“Disini lagi kita?” mencoba berbicara sendiri.
“Udah lama gak kesini?”
“Banyak yang berubah disini.”
“Kapan gua terakhir kali kesini?”
“1 tahun yang lalu mungkin.”“Lama juga ya?”“Hmm...”
“Disini lagi kita?” mencoba berbicara sendiri.
“Udah lama gak kesini?”
“Banyak yang berubah disini.”
“Kapan gua terakhir kali kesini?”
“1 tahun yang lalu mungkin.”“Lama juga ya?”“Hmm...”
Beberapa hari ini gua bener-bener
sial rasanya, untuk menghindari kesialan lagi sepertinya gua butuh refreshing
diri. Dan ada sebuah tempat yang biasa menjadi tempat gua untuk membersihkan pikiran,
tempatnya gak jauh tapi luar biasa. Udah lama gua gak kesini lagi dulu tempat
ini masih penuh ilalang-ilalang, gua ingat ketika datang seolah ilalang-ilalang
tersebut melambai kan tangannya tertiup angin. Ini tempat yang bagus tapi
sayang banyak orang yang gak sadar sama tempat ini, alhasil di sudut tempat ini
malah jadi tempat penambangan dan pembuangan sampah. Dulu tempat ini masih
bersih gua sering main ke sini sama temen-temen, sama adik gua, sama mantan.
“Rasanya pengen muter waktu.” Ujar ku sendiri.
“Mana bisa muter waktu?” Balas seseorang.
Tiba-tiba
muncul seorang cewek entah dari mana asalnya, dengan wajahnya yang unyu-unyu
dia tersenyum manis.
“Lu siapa?” tanya gua penasaran.
“Kamu lama gak kesini, udah lupa.” Jawab cewek itu.
“Emang lu kenal gua?”
“Aku mana mungkin lupa.”
“Hah.”
“Cowok yang dulu suka dateng kesini bawa kamera buat foto
bunga-bunga sama batu di penambangan, bawa gitar buat ngarang lagu, atau
sekedar dengerin musik pake ipod.”
“Oh, tapi kayaknya gua gak pernah liat lu.”
“...” Cewek itu cuma tersenyum.
“Kenapa?” tanya gua heran.
“Sebenernya dulu aku yang sering liat kamu, soalnya aku Cuma
liat kamu pake teleskop dari atas tebing.”
Oh
sekarang gua baru inget kalo dulu ada cewek yang sering main teleskop bintang
di villa, tapi gua gak pernah kenal sama dia.
“Lu cewek yang tinggal di villa itu?” sambil menunjuk rumah
di atas tebing.
“...” Cewek itu hanya mengangguk.
“BTW Nama lu siapa?”
“Aku Intan, kamu Malik-kan?”
“Iya bener.”
“Kenapa kamu lama gak kesini?”
“Hmm, kenapa ya? Sibuk.”
“Sibuk apa emangnya?”
“Sekolah, makan, minum, tidur, main, ngurusin dunia yang
udah mulai gila.”
“Hihihi, kamu lucu.”
“Lucu? Apanya?”
“Ya habis yang kayak gitu kan gak bisa di bilang sibuk, itu sih
aneh hihihi.”
“Aneh?”
Ya gua
emang aneh temen gua bilang gua aneh, bahkan orang yang baru kenalan sama gua
aja udah bilang gua aneh.
“Eh Kenapa bengong?”
“Nggak kenapa-kenapa.”
“Hihihihi lagi di ajak ngobrol ko malah ngelamun.”
“Hehehe BTW elu ini siapa ya?”
*GUBRAAKKKK....
“Eh bangun.”
“Ih dari tadi kamu dengerin aku ngomong gak sih?”
“ya iyalah dari tadi gua dengerin.”
“Nama aku Intan, Nur Intan.”
“Owh, Emang Intan siapa ya?”
“Tuhkan nanya lagi hihihihi kamu lucu.”
“Ini cewek goblok apa gimana? Gua bingung di ketawain.”
Ngomong dalam hati.
“Aku Intan cewek yang suka main teleskop disana, inget gak?”
“Oh iya tau yang tinggal di villa itu kan.”
“iya hihihi.” Masih tertawa kecil.
“Elu ngapain disini?”
“Aku lagi jalan-jalan aja,dan kebetulan aku liat kamu.”
“Oh gitu, lu udah kepenambangan? Gimana kondisinya sekarang?”
“Belum tadi aku juga dari sawah, baru mau ke penambangan.”
“Oh yaudah bareng aja.”
“Hihihi iya boleh.”
Sambil
bernostalgia akhirnya gua menghabiskan waktu sore itu dengan Intan, sampai
langit memerah.
“Udah lama gak liat matahari terbenam disini.”
“Iya kamu udah lama gak kesini sih.”
“Dulu disana ada pohon yang ngehalangin pemandangan tapi
sekarang udah gak ada, matharinya kelihatan jelas.” Sambil menunjuk kesebuah
pekarangan kosong.
“Iya aku juga inget.”
“Hmm....”
“Kamu besok dateng lagi kesini?”
“Gak tau, kayaknya nggak.”
“Oh gitu, tapi kalo ada waktu kamu kesini lagi ya, dateng ke
rumah aku juga gak apa-apa.”
“Iya tapi gak janji ya.”
“Cuma kamu orang yang mau main sama aku.”
“Ha maksudnya? Lu bukan hantu atau semacamnya kan? Gua
merinding nih.”
“Hihihi ya bukan lah.”
Kami
terus berbincang-bincang tanpa terasa Matahari pun telah hilang tengglam dan
yang tersisa hanya paparan sinar merahnya yang berada di ufuk cakrawala, ini
sudah waktunya gua pulang.
“Yah matharinya udah hilang.”
“Kamu mau pulang?”
“Iya, udah gelap gua juga belum mandi besok harus sekolah.”
“Sekolah?”
“Iyalah yaudah gua balik ya, lu bisa pulang sendiri kan?”
“Iya bisa kok.”
“Oke deh, Bye.”
Setelah beberapa lakah cewek itu
memanggil gua.
“Malik, tunggu.”
“Ha, kenapa?”
“Terimakasih ya kamu udah mau temenin aku hari ini.”
“Ye gak usah terimakasih, justru elu yang udah nemenin gua
hari ini.”
“BESOK KAMU KESINI LAGI KAN?” Teriak cewek itu.
“Gua gak ...”
“BESOK KAMU KESINI LAGI, POKOKNYA HARUS DATENG LAGI KESINI,
JANJI.”
“Lu kenapa sih ko maksa-maksa gini?”
“SOALNYA... SOALNYA... SOALNYA AKU SUKA SAMA KAMU.”
“Hah.”
Kemudian
cewek itu pergi dengan berlari, gua shock denger kata-kata dia.
“kenapa bisa?”
“Dia siapa? Dia belum kenal deket gua?”
“Ko bisa-bisanya dia suka sama gua?”
“Dia siapa? Dia belum kenal deket gua?”
“Ko bisa-bisanya dia suka sama gua?”
Entah
bukannya rasa bahagia atau semacamnnya justru gua jadi bingung dengan
pernyataan dia itu, “Apa yang udah gua lakukan sebenarnya?” Bertanya pada diri
sendiri.
Komentar
Posting Komentar